" Orang mu’min itu cermin bagi saudaranya "
Mari berbagi rasa walau hanya dalam penggalan kata :)

Selasa, 24 Februari 2015

our way

janji itu...
kini tiba masa dari penantian yang dibangun bersama
masa yang mengharuskan kami...
bertanggung jawab atas tiap rasa
...
memperhatikan dirinya dengan utuh
...
membangun harapan,
berbagi dan saling melengkapi tiap bagian kehidupan dimasa mendatang dengan nyata...
kemudian...
membina juga pembinaan generasi setelahnya...
...mungkinkah...?
inilah kegundahan yang menguatkan hingga saat ini...
semoga pertemuan dan kebersamaan kami berlabuh pada rahmatNya...
berbuah ampunan juga pertemuan kembali hingga jannahNya...

nae,24 februari '15

Kamis, 09 Mei 2013

Ujian

Sebesar apapun ujian jika berjodoh maka pasti akan bertemu juga dipelaminan...
sebagaimana tulisan yang ku co-pas dari fb, ada makna penantian,ikhtiar dan keikhasan disana. Wahai sahabat, ada dinamika personal yang kualami, mencampuradukkan beragam bentuk emosi hingga tak teraba seperti apa rupanya saat ini. Tahap akselerasi ini tak terduga. Marah? jengkel? ketidaksabaran? cemburu? Oh tentu, sedingin apapun mencoba terlihat tenang, aku yang berbackground labil kurang mampu menguasai mimik wajah bila berkaitan dengan suasana hati. Selama perjalanan ada kekhawatiran tersendiri bila proses ini berakhir seperti yang tak diharapkan. Mungkin. Beberapa ikhwan yang pernah mendekat terasa begitu mempesona, tapi bukan itu yang kucari karena hal yang indah akan terlihat bila belum mengetahui kelemahannya dan berarti aku tidak mengenal mereka beserta permasalahan yang mungkin ternyata lebih kompleks dari calonku. Kesiapanku telah kukumpulkan perlahan untuk bertemu dengan amanah calonku pada masanya nanti. Aku membutuhkan banyak hal. Banyak hal untuk membasuh kekhawatirannya dan menguatkanku untuk senantiasa disisinya. Banyak hal agar meneguhkanku untuk mampu berdiri memperbaiki niat yang usang dan membersihkannya dari futur. Ditanggal yang dinanti pun kami menerima tarbiyah khusus untuk memaknai dan mengaplikasikan kesabaran. Beberapa rencana sejak januari mundur, hingga sejujurnya aku belum berani berharap walau tetap berharap. Aku telah lulus kuliah, ya alhamdulillah karena itu adalah ticket keluargaku untuk dapat melangkah bersamanya. Dan kini pendewasaan itu mengharuskan kami agar membenahi prasangka baik pada-Nya. Kau tahu apa yang kurasa? Yang kurasa sekarang adalah indahnya untaian kisah kami. Dan sebesar apapun ujian ini, jika berjodoh maka pasti akan bertemu juga dipelaminan..insyaAllah. Karena pelaminan adalah mimpi terindah bagi mereka yang saling mencinta. Aku pun cinta ia, semoga cinta kami karena cintai-Nya. Aamiin.

Tulis...tulis...

Kau tahu,mungkin tak banyak kata dariku yang dapat dipindahkan menjadi sebuah tulisan. Yang diinginkan olehku bukanlah untaian kata tanpa beraturan ataupun beberapa huruf dalam selembar kertas hingga terasa sangat luas kosongnya tapi lebih pada pemindahan emosi yang sedang melanda. Terasa sedih melihatnya karena ternyata imajinasi menguntai huruf hingga terbentuk kalimat indah itu bagiku tak semudah menggoreskan pena hingga menjadi sebuah gambar ataupun lukisan. Mereka bilang gambarku bagus tapi kubilang tulisan mereka lebih bagus. Tak ada manusia tanpa cacat ternyata, ini adalah edisi iri (positif) ku pada mereka...merekam sejarah pribadi melalui tulisan. Karenanyalah pupus kesombongan yang mungkin pernah bertengger dan menjadikanku ingin mengenal mereka lebih dekat walau sebatas invisible reader untuk sekedar menimba ilmu. Terlebih menjadikanku yang introvert lumayan parah ini ingin bersosialisasi "simbiosis mutualisme" dengan beberapa kawan, catat baru "beberapa kawan" T-T, yowess itupun untukku adalah alhamdulillah.
Karena tiap orang memiliki keunikan tersendiri dan khas dan inilah aku...alhamdulillah saja... :)