" Orang mu’min itu cermin bagi saudaranya "
Mari berbagi rasa walau hanya dalam penggalan kata :)

Sabtu, 05 Mei 2012

BAB IMAN

Abuhurairah r.a. berkata: Pada suatu hari ketika Nabi saw. duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang bertanya: Apakah iman? Jawab Nabi saw: Iman ialah percaya pada Allah, dan Malaikat-Nya, dan akan berhadapan kepada Allah, dan pada Nab utusan-Nya dan percaya pada hari bangkit dari kubur. Lalu ditanya: Aapakah Islam? Jawab Nabi saw: Islam ialah menyembah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan mendirikan sembahyang. Lalu bertanya: Apakah Ihsan? Jawab Nabi saw: Ihsan ialah menyembah pada Allah seakan-akan anda melihat-Nya, maka jika tidak dapat melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu. Llau bertanya: Bilakah hari qiyamat? Jawab Nabi saw: Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang menanya, tetapi saya memberitakan kepadamu beberapa syarat (tanda-tanda) akan tibanya hari qiyamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan majikannya, dan jika penggembala onta dan ternak lainnya telah berlomba membangun gedung-gedung, termasuk dalam lima macam yang tidak dapat mengetahuinya kecuali Allah, yang tersebut dalam ayat:

"Sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui, bilakah hari qiyamat, dan Dia pula yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang di dalam rahim ibu, dan tiada seorang pun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, dan tidak seorang pun yang mengetahui di manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah maha mengetahui sedalam-dalamnya."
Kemudian pergilah orang itu. Lalu Nabi saw. menyuruh sahabat: Kembalikanlah orang itu! Tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka Nabi saw. bersabda: Itu Malaikat Jibril datang untuk mengajar agama kepada manusia. (Bukhari, Muslim)

IMAN YANG DAPAT MEMASUKKAN KE SURGA

Abuhurairah r.a. berkata: Seorang Badwi datang bertanya kepada Nabi saw.: Tunjukkan kepadaku amal bila aku kerjakan dapat masuk surga! Jawab Nabi saw.: Hendaknya anda menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apa pun, dan mendirikan sembahyang yang fardhu (wajib), dan menunaikan zakat yang fardhu, dan puasa bulan Ramadhan. Lalu Badwi itu berkata: Demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya, aku tidak akan melebihi dari itu. Maka ketika ia telah pergi, Nabi saw. bersabda kepada sahabatnya: Siapa yang ingin melihat seorang ahli surga, maka lihatlah orang itu. (Bukhari, Muslim)

SIAPA YANG MENGHADAP ALLAH DENGAN IMAN YANG TIDAK RAGU PASTI MASUK SURGA

Anas bin Malik r.a. berkata: Ketika Nabi saw. memboncengkan Mu'adz bin Jabal di atas kendaraannya, tiba-tiba Nabi saw. memanggil: Ya Mu'adz. Dijawab: Labbaika ya Rasulullah wasa'daika, lalu dipanggil lagi: Ya Mu'adz, maka dijawab: Labbaika ya Rasulullah wasa'daika. Lalu Nabi saw. bersabda: Tiada seorang yang bersyahadat, mempercayai bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah benar-benar dari lubuk hatinya, melainkan Allah akan mengharamkan dari api neraka. Mu'adz r.a. bertanya: Bolehkah saya beritakan hal itu pada orang-orang supaya gembira mereka? Jawab Nabi saw.: Jika diberitakan mereka akan sembrono. Tetapi Mu'adz r.a. memberitakan hadit ini ketika hampir mati, karena kuatir menanggung dosa menyembunyikan ilmu dalam agama. (Bukhari, Muslim)

MENERANGKAN BEBERAPA SIFAT UNTUK MENCAPAI RASA KELEZATAN IMAN

Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tiga sifat, siapa yang melakukannya pasti dapat merasakan manisnya iman: 1. Cinta kepada Allah dan Rasulullah melebihi dari cintanya kepada lain-lainnya. 2. Cinta kepada sesama manusia semata-mata karena Allah. 3. Enggan (tidak suka) kembali kepada kekafiran sebagaimana enggan (tidak suka) dimasukkan ke dalam api neraka. (Bukhari, Muslim)

TANDA ADANYA IMAN

Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tidak sempurna iman seorang sehingga ia suka untuk saudaranya (sesama muslim) apa yang ia suka untuk dirinya sendiri. (Bukhari, Muslim)

PERBEDAAN TINGKAT IMAN

Abuhurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Induk kekafiran itu di timur, dan sombong kebanggaan itu pada ahli kuda dan peternak onta, sedang ketenangan itu pada peternak kambing. (Bukhari, Muslim)

BERKURANGNYA IMAN KARENA MA'SIYAT DAN TERLEPASNYA KETIKA MELAKUKAN MA'SIYAT

Abuhurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Tidak akan berzina seorang pelacur di waktu berzina jika ia sedang beriman. Dan tidak akan minum khamer, di waktu minum jika ia sedang beriman. Dan tidak akan mencuri, di waktu mencuri jika ia sedang beriman. Di lain riwayat: Dan tidak akan merampas rampasan yang berharga sehingga orang-orang membelalakkan mata kepadanya, ketika merampas jika ia sedang beriman. (Bukhari, Muslim)

IMAN DAPAT BERKURANG KARENA KURANGNYA TA'AT

Abu Said Alkhudri r.a. berkata: Rasulullah saw. keluar ke mushalla untuk sembahyang idul fitri atau adh-ha, maka ia berjalan ke bagian wanita dan bersabda: Wahai kaum wanita bersedekahlah kalian, sebab aku melihat kalian bagian terbanyak dalam neraka. Mereka bertanya: Mengapakah ya Rasulallah? Jawab Nabi saw.: Karena banyak mencomel (mengomel) dan melupakan kebaikan suami, tidak pernah aku melihat orang yang kurang akal dan agama, dapat menawan hati lelaki yang pandai selain kamu. Mereka bertanya: Apakah kekurangan agama dan akal kami ya Rasulullah? Sabda Nabi saw.: Tidakkah persaksian wanita separuh dari persaksian laki-laki? Jawab mereka: benar. Sabda Nabi saw.: Itu tanda kekurangan akalnya. Tidakkah di waktu haidh seorang wanita tidak sembahyang dan puasa? Jawab mereka: benar. Maka sabda Nabi saw.: Itu dari kekurangan agamanya. (Bukhari, Muslim)

IMAN ITU SEUTAMA-UTAMA AMAL

Abdullah bin Mas'uud r.a. berkata: Saya tanya kepada Nabi saw.: Apakah amal yang lebih disuka oleh Allah? Jawab Nabi saw.: Sembahyang yang tepat pada waktunya. Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.: Patuh ta'at kepada kedua ayah bunda. Kemudian apakah? Jawab Nabi saw.: Jihad fisabilillah (berjuang untuk menegakkan agama Allah). Ibn Mas'uud berkata: Demikian Rasulullah saw. menerangkan kepadaku, dan andaikan aku minta tambah tentu ditambah. (Bukhari, Muslim)

IMAN YANG SUNGGUH-SUNGGUH IKHLAS

Abdullah bin Mas'uud r.a. berkata: Ketika turun ayat: Mereka yang beriman dan tidak menodai (mencampuri) iman mereka dengan dhulum (aniaya), merekalah yang terjamun keamanannya, dan mereka yang mendapat petunjuk hidayat. Ayat ini benar-benar terasa berat bagi sahabat Nabi saw. sehingga mereka berkata: Ya Rasulullah, siapakah di antara kami yang tidak pernah berbuat dhalim (dosa)? Jawab Nabi saw.: Bukan itu yang dimaksud, yang dimaksud ialahh syirik, tidakkah kamu mendengar nasehat Luqman pada putranya: Hai anakku jangan mempersekutukan Allah sesungguhnya syirik itu dhulum (aniaya) yang sangat besar. (Bukhari, Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar