" Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur." (Q.S. Al-Araf 7:58)
"Milik-Nya-lah apa yang ada di langit, apa yang ada di Bumi, apa yang ada diantara keduanya, dan apa yang ada di bawah tanah." (Q.S. Thaha 20:6)
Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit Bumi yang tipis dan terletak di permukaan paling atas, merupakan hasil dari pelapukan / erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan bahan organik. Sebagaimana ayat diatas menerangkan bahwa terdapat tanah yang buruk dan tanah yang baik. Perbedaan ini disebabkan berbedanya kandungan yang dimiliki tiap tanah yang ada di permukaan bumi berdasarkan jenis batuan induknya serta komponen lainnya yang saling memberikan pengaruh. Pada umumnya yang termasuk kedalam kategori komponen tanah adalah bahan organik, kandungan air, udara, jasad renik dan mineral yang terkandung dalam tanah serta jenis batuan induknya. Sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah iklim, organisme, bahan induk, topografi dan waktu.
Berdasarkan bahan induk dan proses perubahan yang disebabkan oleh tenaga oksigen, tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut :
1. Tanah podzolik merah kuning, adalah tanah yang terjadi dari pelapukan batuan yang mengandung kwarsa pada iklim basah dengan curah hujan 2.500 – 3.500 mm/tahun. Jika terkena air mudah basah, tanah ini banyak terdapat di pegunungan. Pembentukkannya dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi, suhu yang rendah, banyaknya tumbuhan, dan kandungan humus yang cukup tinggi. Memiliki ketebalan solum 90-180 cm dengan tekstur lempeng berpasir hingga liat, pH 4-5,5.
2. Tanah organosol adalah tanah y terjadi dari bahan induk organik seperti gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun. Tanah jenis ini berwarna hitam hingga cokelat dan tersebar di Kalimantan, Papua dan Sumatera. Ketebalan (solum) tanah 15-50 cm.
3. Tanah alluvial adalah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai-sungai. Pengendapan tersebut berasal dari batuan beku yang terlaterisasi dalam bentuk tanah laterit dan pasir. Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk pertanian dan bahan-bahan makanan. Berwarna keabuan hingga cokelat dengan tekstur berpasir, unsure hara yang tinggi dan pH asam netral hingga basa. Penyebarannya terlihat di pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, sepanjang S. Barito, S. Maahakam, S. Musi dan S. Bengawan Solo.
4. Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur yang umumnya terdapat di daerah pegunungan kapur berumur tua. Endapan kapur yang ada merupakan hasil dari proses laterisasi yang lemah dengan kandungan organic yang rendah. Tanah ini tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati. Penyebarannya di selatan Jawa tengah, Jawa timur, Aceh, Sulawesi selatan, Nusa tenggara dan Maluku.
5. Tanah vulkanis (andosol) adalah yang berasal dari pelapukan batuan-batuan vulkanis baik dari lava atau batuan yang telah membeku (effusif) maupun dari abu vulkanis yang telah membeku (efflata) yang telah mengalami proses pelapukan (berstruktur halus seperti abu dengan tingkat kesuburan yang tinggi). Berwarna kelabu hingga hitam dengan tekstur tanah lempung berdebu hingga lempung, ketebalan solum 100-225 cm dan pH 7. Tersebar merata di wilayah Indonesia, khususnya di dataran rendah (hasil kikisan dari gunung), di Sumatera dan Jawa. Cocok untuk tanaman padi, jagung, tanaman palawija, sayur dan perkebunan teh.
6. Tanah pasir adalah tanah yang berasal dari batuan pasir yang telah melapuk. Tanah ini sangat miskin dan kadar air di dalamnya sangat sedikit. Berasal dari batuan sedimen dan endapan yang telah mengalami pelapukan, tapi tidak memiliki struktur (bentuk pasir dan kerikil) dan sedikit mengandung bahan organic. Umumnya tersebar di barat Sumatera dan utara Sulawesi.
7. Tanah humus (bunga tanah) adalah tanah yang terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk. Tanah ini mengandung humus bersifat sangat subur dan umumnya berwarna hitam. Terdapat di seluruh kawasan hutan di Indonesia.
8. Tanah laterit adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium, karena tua sekali, maka tanah ini sudah tidak subur lagi. Agak tandus, sehingga berwarna kekuningan hingga merah, olehkarenanya disebut tanah merah. Tanah ini terbentuk akibar dari factor alam, terik matahari, pengaruh air dan pengaturan tanaman yang kurang tepat. Tersebar diantaranya di Jakarta, Banten, Pacitan dan Kal-bar.
Beberapa jenis tanah lainnya yang tersebar di permukaan Bumi, diantaranya adalah ;
1. Tanah padas adalah tanah yang terbentuk dari batuan induk, pejal dan beku akibat erosi tingkat lanjut, pembentukan tanah dan kandungan bahan organik hampir tidak ada dengan sifatnya yang sangat peka terhadap erosi.
2. Tanah margel adalah tanah yang berasal dari penghancuran batu kapur, pasir dan tanah liat (akibat hujan yang tidak merata). Cukup subur, berada di lereng gunung hingga dataran rendah, diantaranya adalah daerah Madiun, Kediri dan Nusa tenggara.
3. Tanah alfisol (mediteran) adalah batuan beku berkapur yang bersifat basa. Adapun tanah mediteran merah kuning, memiliki ketebalan solum 90-200 cm dengan batas antar horizon tidak begitu jelas, berwarna cokelat hingga merah, teksturnya adalah lempung hingga liat, kandungan organiknya rendah sampai sangat rendah dan Ph 6,0-7,5. Tersebar di Sulawesi tenggara dan selatan, Maluku, Jawa dan Nusa tenggara.
4. Tanah inceptisol (tanah muda) adalah tanah yang berasal dari batuan beku, sedimen dan metamorf masam/basa. Tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
5. Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar yang berasal dari material gunung berapi. Memiliki ketebalan solum lebih dari 25 cm, berwarna kelabu, cokelat hingga cokelat kekuningan. Vegetasi umumnya adalah hutan tropis, belukar dan savanna. Tersebar di Bengkulu, pantai barat Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa tenggara barat.
6. Tanah litosol adalah tanah yang terbentuk dari batuan keras yang pelapukannya belum sempurna. Ketebalan solum kurang dari 50 cm, kandungan organiknya sangat rendah, bertekstur kasar dan peka erosi.
7. Latosol adalah tanah yang memiliki tekstur tanah liat dengan kandungan unsure hara rendah hingga sedang, berwarna merah, cokelat hingga kekuning-kuningan dan ketebalan solum tanah 130 cm-5 m. Vegetasi umum adalah padi, buah-buahan, sayur-sayuran, palawija, karet, kelapa sawit, kopi dan lada.
8. Tanah grumosol adalah tanah yang berasal dari material halus berlempung. Terdapat di Jawa tengah, Jawa timur, Madura, Sulawesi selatan dan Nusa tenggara.
9. Tanah planosol adalah tanah yang bertekstur liat dengan ketebalan solum tanah kurang dari 100 cm, berwarna kelabu, memiliki unsure hara yang rendah dan pH 5,5-7,6.
10. Tanah glumosol adalah tanah betekstur lempung berliat hingga liat, ketebalan solum 100-200 cm, berwarna kelabu hingga hitam, memiliki kadar organic yang rendah dan pH 6,0-8,0.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar